Senin, 30 Mei 2011

Wong Fei Hung Ternyata Ulama dan Pendekar Sekaligus Tabib.

Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu
dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu,
karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet
Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?
Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri
legendaris yang namanya ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China
sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei
Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.
Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari
keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei
Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara
Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk
menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya
ialah Faisal Hussein Wong.
Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu
pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional
Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan
bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong).
Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu
tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying
membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung.
Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari
diwariskannya kepada Wong Fei Hung.
Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik
beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti
sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu
orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu.
Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan
Keluarga Wong.
Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya
berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu
membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu
setiap pasien yang datang dengan sungguh-
sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa
memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu
tanpa pamrih.
Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah
melawan pemerintahan Dinasti Ch'in yang korup dan
penindas. Dinasti Ch'in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan
Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini
dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota
keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.
Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada
Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru
ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar
jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses
melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar
jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan
merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi.
Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin
yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan
Dinasti Ch'in pada 1734.
Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir
mengalahkan dinasti penjajah Ch'in yang datang
dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja
pemerintah Ch'in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan
bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan
pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir
pendudukan Dinasti Ch'in.
Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru
pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an
tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan
ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju.
Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil
membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang
dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain
dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir
menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah
menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka
sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat
berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan
berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia
membela rakyat miskin yang akan mereka peras.
Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai
cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden
perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah
karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah
istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri
sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan,
seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan
ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga
akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus
perempuan di perguruan suaminya.
Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat
Cina, khususnya di Kwantung dan Canton
mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad'afin (tertindas)
yang tidak pernah gentar membela kehormatan
mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang
miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan
keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan
nama harum yang membuatnya dikenal sebagai
manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan
Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga
segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala
kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim
yang hidup setelahnya. Amiin. (kaskus.us)

Di copy dari: www.sabili.co.id/ibroh/wong-fei-hung-ternyata-ulama-dan-pendekar-sekaligus-tabib
asal info: grup facebook,,''SHALAT MALAM''
- - - - - - - - - - - - - -
www.cotogratis.blogspot.com
www.rushleejie-k610i.blogspot.com
- - - - - - - - - - - - -
wap akses
http://iloveyou.e0.lt
http://kripkrip.heck.in

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar di ijinkan ...