Minggu, 24 April 2011

Bukti al qur'an tentang firaun melalui situs sejarah.

mangapa ada dalam Al-
Qur'an?tetapi tak pernah
ada dalam taurat dan
Injil?...?
nama "Haman" tidak pernah
disebutkan dalam bagian-bagian
Taurat yang berkaitan dengan
kehidupan Nabi Musa 'alaihisalam.
Tetapi, penyebutan Haman dapat
ditemukan di bab-bab terakhir
Perjanjian Lama sebagai pembantu
raja Babilonia yang melakukan
banyak kekejaman terhadap Bani
Israil kira-kira 1.100 tahun setelah
Nabi Musa 'alaihisalam.
Al Qur'an, yang jauh lebih
bersesuaian dengan penemuan-
penemuan kepurbakalaan masa kini,
benar-benar memuat kata"Haman"
yang merujuk pada masa hidup
Nabi Musa AS.
Tuduhan-tuduhan yang dilontarkan
terhadap Kitab Suci Islam oleh
sejumlah kalangan di luar Muslim
terbantahkan tatkala naskah hiroglif
dipecahkan, sekitar 200 tahun silam,
dan nama"Haman" ditemukan di
naskah-naskah kuno itu.
Hingga abad ke-18, tulisan dan
prasasti Mesir kuno tidak dapat
dipahami. Bahasa Mesir kuno
tersusun atas lambang-lambang
dan bukan kata-kata, yakni berupa
hiroglifik. Gambar-gambar ini, yang
memaparkan kisah dan
membukukan catatan peristiwa-
peristiwa penting sebagaimana
kegunaan kata di zaman modern,
biasanya diukir pada batu dan
banyak contoh masih terawetkan
berabad-abad.
Dengan tersebarnya agama Nasrani
dan pengaruh budaya lainnya di
abad ke-2 dan ke-3, Mesir
meninggalkan kepercayaan kunonya
beserta tulisan hiroglif yang
berkaitan erat dengan tatanan
kepercayaan yang kini telah mati itu.
Contoh terakhir penggunaan tulisan
hiroglif yang diketahui adalah
sebuah prasasti dari tahun 394.
Bahasa gambar dan lambang telah
terlupakan, menyisakan tak seorang
pun yang dapat membaca dan
memahaminya.
Sudah tentu hal ini menjadikan
pengkajian sejarah dan
kepurbakalaan nyaris mustahil.
Keadaan ini tidak berubah hingga
sekitar 2 abad silam.
Pada tahun 1799, kegembiraan
besar terjadi di kalangan sejarawan
dan pakar lainnya, rahasia hiroglif
Mesir kuno terpecahkan melalui
penemuan sebuah prasasti yang
disebut"Batu Rosetta." Penemuan
mengejutkan ini berasal dari tahun
196 SM. Nilai penting prasasti ini
adalah ditulisnya prasasti tersebut
dalam tiga bentuk tulisan: hiroglif,
demotik (bentuk sederhana tulisan
tangan bersambung Mesir kuno)
dan Yunani. Dengan bantuan naskah
Yunani, tulisan Mesir kuno
diterjemahkan.
Penerjemahan prasasti ini
diselesaikan oleh orang Prancis
bernama Jean-Françoise
Champollion.
Melalui penerjemahan hiroglif,
sebuah pengetahuan penting
tersingkap:
nama"Haman" benar-benar disebut
dalam prasasti-prasasti Mesir.
Nama ini tercantum pada sebuah
tugu di Museum Hof di Wina.
Tulisan yang sama ini juga
menyebutkan hubungan dekat
antara Haman dan Fir'aun. 1
Dalam kamus People in the New
Kingdom , yang disusun
berdasarkan keseluruhan kumpulan
prasasti tersebut, Haman disebut
sebagai"pemimpin para pekerja
batu pahat". 2
Temuan ini mengungkap kebenaran
sangat penting:
Berbeda dengan pernyataan keliru
para penentang Al Qur'an, Haman
adalah seseorang yang hidup di
Mesir pada zaman Nabi Musa
'alaihisalam.
Ia dekat dengan Fir'aun dan terlibat
dalam pekerjaan membuat
bangunan, persis sebagaimana
dipaparkan dalam Al Qur'an.
..."Dan berkata Fir'aun: "Hai
pembesar kaumku, aku tidak
mengetahui tuhan bagimu selain
aku. Maka bakarlah hai Haman
untukku tanah liat kemudian
buatkanlah untukku bangunan yang
tinggi supaya aku dapat naik melihat
Tuhan Musa, dan sesungguhnya
aku benar-benar yakin bahwa dia
termasuk orang-orang pendusta".
(QS. Al Qashas, 28:38)
Ayat dalam Al Qur'an tersebut yang
mengisahkan peristiwa di mana
Fir'aun meminta Haman mendirikan
menara bersesuaian sempurna
dengan penemuan purbakala ini.
Melalui penemuan luar biasa ini,
sanggahan-sanggahan tak beralasan
dari para penentang Al Qur'an
terbukti keliru dan tidak bernilai
intelektual.
Secara menakjubkan, Al Qur'an
menyampaikan kepada kita
pengetahuan sejarah yang tak
mungkin dimiliki atau diketahui di
masa Nabi Muhammad ShalalLAHu
'alaihiwasalam.
Hiroglif tidak mampu dipecahkan
hingga akhir tahun 1700-an
sehingga pengetahuan tersebut tidak
dapat dipastikan kebenarannya di
masa itu dari sumber-sumber
Mesir.
Ketika nama "Haman" ditemukan
dalam prasasti-prasasti kuno
tersebut,
ini menjadi bukti lagi bagi kebenaran
mutlak Firman Allah
Subhanahuwata'ala......
yaitu "Al-Qur'an"...
Ditanyakan oleh lathifah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar di ijinkan ...