Rabu, 15 Juni 2011

AL GHURABA (Orang orang yang berbeda/aneh)

Marilah kita merenung tentang
orang-orang aneh (Al-ghuraba).
Tentang mereka Rasulullah pernah
bersabda : "Berbahagialah Al-
ghuraba , orang-orang aneh ini."
tanda-tanda mereka seperti disebut
Rasulullah saw adalah :
Pertama, "Mereka mencoba
menimbulkan perbaikan ketika
manusia sudah rusak."
Dalam hadist lain disebutkan,
"Mereka itu manusia-manusia yang
sholeh, yang jumlahnya sedikit,
ditengah-tengah manusia yang
durhaka."
Sebuah riwayat dari Rasulullah saw
menyebutkan,
"Islam mulai dengan aneh dan
kembali lagi dengan aneh seperti
permulaan. Berbahagialah orang-
orang yang aneh itu!" (berbagai
sanad dan matan hadist ini
diriwayatkan oleh Ibnu Qayyim Al-
Jawhiyah Madarij Al-Salikin juz 3 dan
Al-Rasyad Al-Haditsah, hal 194-19
.
Pada hari kita memerlukan ghuraba,
orang-orang asing yang ingin
memperbaiki masyarakat di
sekitarnya ketika orang lain datang
dan mengatakan bahwa korupsi
sekarang merupakan kebudayaan
masyarakat . Kita memerlukan
orang-orang tabah untuk hidup
tanpa melakukan korupsi sama
sekali . Para ahli fikih menyebut
dengan satu istilah yang bagus
sekali. "Dia suci dalam dirinya dan
juga berusaha menyucikan orang
lain."
Pribadinya bersih dan dia berusaha
membersihkan orang lain . Tingkah
lakunya indah dan ia berusaha
mengindahkan tingkah laku orang
lain. Ditengah-tengah orang yang
sudah menganggap moralitas yang
rusak sebagai ciri modern, orang
yang mempertahankan moralitasnya
merupakan orang yang dianggap
aneh . Ditengah-tengah kebiasaan
melanggar norma yang berlaku,
orang yang kelihatan bertahan
kepada norma dengan seluruh
keyakinannya akan dianggap aneh.
Orang-orang yang berlomba-lomba
menumpuk kekayaan sementara ia
mempertahankan kesederhanaannya
karena ingin memelihara kebersihan
dirinya, maka sering ia dianggap
aneh oleh orang disekitarnya. Tetapi
marilah kita ingatkan kembali :
"Berbahagia benar orang-orang yang
aneh seperti itu."
Kedua, Rasulullah saw bersabda:
"Mereka mengisi apa yang hilang;
mereka melengkapi apa yang ganjil;
mereka memenuhi apa yang
kosong."
Didalam masyarakat, kita sering
mencari orang yang kuat
keyakinannya. Kadang-kadang kita
meraba-raba siapa yang patut
dijadikan contoh dalam kehidupan
ini. Ghuraba biasanya tampil sebagai
manusia model, manusia yang bisa
dicontoh karena kebersihan dan
kesucian pribadinya ditengah-tengah
berkecamuknya kemunafikan,
ditengah-tengah usaha untuk
menjilat keatas dan memeras
kebawah. Kalau kita melihat ada
orang yang berjalan diatas rel yang
benar dan tetap menyampaikan apa
yang benar itu benar, dan apa yang
salah itu salah, tanpa memperdulikan
resiko yang dihadapinya rasanya ada
semacam kekuatan ditengah-tengah
keausan bimbingan dalam diri kita.
Masih ada bintang ditengah-tengah
gelapnya malam. Orang itu biasanya
mengisi apa yang hilang ditengah-
tengah masyarakat. Ketika orang
kehilangan identitas, mereka
menunjukkan beginilah identitas
Islam. Ketika orang kebingungan
tidak mempunyai pedoman, pribadi
mereka menunjukkan tuntunan yang
jelas.
Rasulullah saw bersabda Al-ghuraba
itu adalah :
"Mereka yang menambah sesuatu
yang tidak dimiliki kebanyakan
manusia lain."
Ketiga, sabda Rasulullah :
"Mereka menghidupkan kembali
sunnahku setelah sunnahku
dimatikan oleh manusia."
Ketika bid'ah menyebar ketengah-
tengah masyarakat mereka
mengajak umat kembali kedalam Al-
quran dan Sunnah. Ketika beberapa
ajaran Rasulullah sudah ditinggalkan ,
mereka tampilkan kembali ajaran
Rasulullah saw. Dalam hubungan ini
saya membacakan sebuah hadist
yang diriwayatkan oleh Abu Daud
dan Turmuji:
"Aku bertanya kepada Rasulullah saw
tentang ayat ini, Wahai orang-orang
yang beriman, pelihara dirimu; tidak
akan memudharatkan kamu orang
yang pepat apabila kamu berada
dalam petunjuk."
Sahabat ini bertanya karena sebagian
orang menganggap bahwa tidak
usah memperhatikan orang lain,
perhatikan sajalah diri kita sendiri.
Asal kita berada dalam petunjuk tidak
ada yang akan menyengsarakan kita.
"Maka berkatalah Rasulullah saw,
suruhlah orang berbuat Makruf dan
laranglah berbuat jahat, sampai aku
nanti mengalami suatu jaman ketika
kebatilan diperturutkan orang, ketika
hawa nafsu diikuti orang, dan ketika
dunia dilebihjam atas akhirat dan
setiap orang merasa kagum dengan
pendapatnya sendiri. Maka
peliharalah keistimewaan dirimu ,
jauhilah apa yang terbiasa dilakukan
orang-orang awam, sebab
dibelakang kamu itu akan ada jaman-
jaman yang memerlukan kesabaran
bagimu. Orang yang berpegang
teguh pada agamanya dizaman itu
seperti orang memegang bara.
Orang yang beramal pada zaman itu
akan diberi ganjaran seperti ganjaran
lima puluh orang yang beramal
seperti dia. "Aku bertanya ; Wahai
Rasulullah apa mereka mempunyai
ganjaran lima puluh kali ganjaran
orang dizaman mereka ? Jawab
Rasulullah, "Tidak, mereka
memperoleh ganjaran lima puluh kali
ganjaran kamu yang ada sekarang
ini."
Disini Rasulullah menunjukkan
bahwa akan datang suatu zaman
ketika orang memegang agama
dianggap aneh, dianggap ghuraba,
sehingga lantaran keanehannya ia
seperti memegang bara
ditangannya. Bila dilepaskan bara itu
akan padam, bila dipegang bara itu
akan menyengat dirinya. Orang
yang mempertahankan
keyakinannya, orang yang ini
memelihara kebersihan pribadinya,
orang yang ingin memelihara
Sunnah Rasulullah yang sudah mati,
ia hidup seperti memegang bara, dia
selalu dalam keadaan panas. Karena
itu pantaslah kalau kata Rasulullah,
amal orang-orang yang seperti itu
akan dilipatgandakan ganjarannya
seperti lima puluh kali ganjaran
sahabat-sahabat Rasulullah saw.
Islam memanggil umatnya sekarang
ini untuk tampil sebagai ghuraba ,
untuk menjadi para pembaharu ,
untuk menjadi orang yang
memperbaiki masyarakat ketika
masyarakat sudah rusak, orang
yang mau memelihara kebersihan
dirinya ketika kekotoran sudah
dianggap sebagai kebudayaan, orang
yang melengkapi yang kurang;
memenuhi yang hilang, yang mau
memelihara agamanya walaupun ia
harus merasa seperti memegang
bara ditangannya. Sebab , walaupun
kelompok ghuraba ini kecil, ia akan
berpengaruh besar di masyarakat
sekitarnya. Kalau kelompok ghuraba
ini telah hilang. Hilanglah sudah
peluang bagi masyarakat untuk
memperbaharui dirinya . Allah SWT
berfirman :
"Andaikan dahulu sebelum kamu ada
orang-orang yang memiliki
keistimewaan, yang mampu
mencegah umat dari kerusakan
dibumi, tentu tidak akan terjadi
kebinasaan umat yang terdahulu.
Sayang, "Firman Allah" hanya sedikit
saja orang yang mau berbuat itu,
yaitu golongan yang kamu
selamatkan diantara mereka. Adapun
orang-orang yang zhalim akan
mengikuti orang-orang yang berbuat
kemewahan dimuka bumi. Dan
mereka berbuat dosa. Dan Tuhan
mu tidak akan membinasakan satu
negeri dengan kezhaliman, adalah
ditengah-tengah masyarakat itu ada
kelompok yang memperbaiki
masyarakat itu "
(Qs 11:116-117).
Allah tidak akan menghancurkan
suatu negeri apabila dinegeri itu
masih ada kelompok ghuraba,
kelompok orang asing, kelompok
yang berbeda dengan kabilahnya,
kelompok orang yang membawa
keyakinannya dengan bersedia
memikul resiko apapun yang
dihadapinya. Rasulullah bersabda :
"Berbahagialah orang-orang asing
semacam itu."
Akhirnya kalau kita tidak sanggup
menjadi ghuraba, maka berilah
kesempatan pada orang lain untuk
menjadi ghuraba . Kalau kita tidak
sanggup menjadi ghuraba , kalau
kita tidak sanggup menjadi orang
yang mempertahankan keyakinan,
belajarlah memberi toleransi kepada
mereka yang mau menyatakan
keyakinannya. Kalau kita tidak
sanggup mengemukakan pendapat
yang berbeda dengan kebanyakan
orang, berilah kesempatan kepada
orang lain untuk menyatakan
pendapatnya yang berbeda. Kalau
kita tidak sanggup memberikan
manfaat kepada orang lain, maka
paling tidak, kita tidak menjadi orang
yang menimbulkan mudharat bagi
orang lain.

Di copas dari:
www.lucky.mywapblog.com

--
- - - - - - - - - - - - - -
www.cotogratis.blogspot.com
www.rushleejie-k610i.blogspot.com
- - - - - - - - - - - - -
wap akses
http://iloveyou.e0.lt
http://kripkrip.heck.in

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar di ijinkan ...